Jumat, 06 September 2013

MAKALAH OPT



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Kegiatan budidaya tanaman dalam prakteknya selalu terkait dengan keberadaan OPT karena tanaman tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Keberadaan OPT yang berada pada lahan pertanian bisa disebabkan oleh adanya hama, penyakit, maupun gulma. Penyakit yang terjadi pada tumbuhan dapat disebabkan oleh mikroorganime dari berbagai jenis yang tidak bisa kita lihat dengan menggunakan mata telanjang. Dampak dari serangan penyakit berbeda-beda setiap jenis tumbuhan yang diseranggnya. Mikroorganisme yang menyebabkan terjadinya penyakit pada tumbuhan seperti Jamur, Bakteri, Virus dan Nematoda.
Tumbuhan menjadi sakit apabila tumbuhan tersebut diserang oleh patogen (parasit) atau dipengaruhi oleh agensia abiotik (fisiopath). Oleh karena itu, untuk terjadinya penyakit tumbuhan, sedikitnya harus terjadi kontak dan terjadi interaksi
antara dua komponen (tumbuhan dan patogen). Jika pada saat terjadinya kontak dan untuk beberapa saat kemudian terjadi keadaan yang sangat dingin, sangat panas, sangat kering, atau beberapa keadaan ekstrim lainnya, maka patogen
mungkin tidak mampu menyerang atau tumbuhan mungkin mampu menahan serangan, meskipun telah terjadi kontak antara keduanya, penyakit tidak berkembang. Nampaknya komponen ketiga juga harus terdapat untuk dapat berkembangnya penyakit. Akan tetapi, masing-masing dari ketiga komponen tersebut dapat memperlihatkan keragaman yang luar biasa, dan apabila salah satu komponen tersebut berubah, maka akan mempengaruhi tingkat serangan penyakit dalam individu tumbuhan atau dalam populasi tumbuhan.
Interaksi ketiga komponen tersebut telah umum digambarkan sebagai suatu segitiga, umumnya disebut segitiga penyakit (disease triangle). Setiap sisi sebanding dengan total jumlah sifat-sifat tiap komponen yang memungkinkan terjadinya penyakit. Sebagai contoh, jika tumbuhan bersifat tahan, umumnya pada tingkat yang tidak menguntungkan atau dengan jarak tanam yang lebar maka segitiga penyakit dan jumlah penyakit akan kecil atau tidak ada, sedangkan jika tuimbuhan rentan, pada tingkat pertumbuhan yang rentan atau dengan jarak tanam rapat, maka sisi inangnya akan panjang dan jumlah potensial penyakit akan bertambah besar. Dengan cara yang sama, patogen lebih virulen, dalam jumlah berlimpah dan dalam keadaan aktif, maka sisi patogen akan bertambah panjang dan jumlah potensial penyakitnya lebih besar. Juga keadaan lebih menguntungkan yang membantu patogen, sebagai contoh suhu, kelembaban dan angin yang dapat menurunkan tingkat ketahanan inang, maka sisi lingkungan akan menjadi lebih panjang dan jumlah potensial penyakit lebih besar.
 Jenis patogen yang menyerang diantaranya adalah dari golongan jamur. Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit yang menyerang hampir semua bagian tumbuhan, mulai dari akar, batang, ranting, daun, bunga, hingga buahnya. Penyakit ini menyebabkan bagian tumbuhan yang terserang, misalnya buah, akan menjadi busuk. Jika menyerang bagian ranting dan permukaan daun, akan menyebabkan bercak–bercak kecokelatan. Dari bercak – bercak tersebut akan keluar jamur berwarna putih atau oranye yang dapat meluas ke seluruh permukaan ranting atau daun sehingga pada akhirnya kering dan rontok.
Melihat fenomena bahwa banyaknya tanaman budidaya yang terserang Jamur, untuk itu sangat pentingnya dalam matakuliah Layanan Klinik Tanaman khususnya tentang Pengenalan Jamur dan Serangannya. Dengan tugas ini kita dapat mengetahui morfologi jamur, gejala serangan dan juga pangendalian serangan jamur sehingga dalam pengaplikasian dilapangan kita sudah mengetahui semua tentang jamur.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Jamur
Jamur merupakan mikrorganisme yang mempunyai dinding sel, umumnya tidak bergerak, tidak mempunyai klorofil serta tidak mampu melakukan proses fotosintesis atau menghasilkan bahan organik dari karbondioksida dan air (organisme heterotrof). Klasifikasi jamur terbagi atas Divisio Oomycotina, Divisio Zygomycotina, Divisio Ascomycotina, Divisio Basidiomycotina, dan Divisio Deuteromycotina (Robinson, 2001).
Sifat hidup jamur terbagi atas :
  1. Saprofit yakni sebagai organisme saprofit fungi hidup dari benda-benda atau bahan-bahan organik mati. Saprofit menghancurkan sisa-sisa  bahan tumbuhan dan hewan yang kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Hasil penguraian ini kemudian dikembalikan ke tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah.
  2. Parasit yakni fungi parasit menyerap bahan organik dari organisme yang masih hidup yang disebut inang. Fungi semacam itu dapat bersifat parasit obligat yaitu parasit sebenarnya dan parasit fakultatif yaitu organisme yang mula-mula bersifat parasit , kemudian membunuh inangnya, selanjutnya hidup pada inang yang mati tersebut sebagai saprofit.
  3. Simbion yakni jamur dapat bersimbiosis dengan organisme lain. Simbiosis dengan laga menghasilkan liken atau lumut kerak, sedangkan simbiosis dengan akar tumbuhan konifer menghasilkan mikoriza.


B.     Penyakit Tanaman Disebabkan Jamur
 Jamur dan kapang pada hakikatnya sama, hanya saja perbedaan jamur dan kapang, jamur ukurannya lebih besar dan bisa dilihat oleh mata kita sedangkan kapang harus menggunakan alat bantu mikroskop.

Penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur pada dasarnya banyak jenis dan banyak juga responsnya terhadap tanaman yang kita  budidayakan. untuk itu pembahasan kali ini hanya membahas beberapa dampak saja :

Beberapa penyakit yang di sebabkan oleh jamur :
PENYAKIT
PATOGEN
INANG
Karat batang
Puccinia graminis tritici
P.graminis avenae
P. Graminis secalis

Gandum,rerumputan
Karat daun
P.triticina
Gandum
Karat Garis
P.glumarum
Gandum
Karat mahkota
P.coronata
Oat rerumputan
Cacar teh
Exobasidium dexans
Teh
Kangker belah
Armillaria fuscipes
Pangkal batang kopi,teh
Bulu kuda
Marasmius equicrinis
The,karet,rosella
Pangkal batang
A.   Mellea
Jeruk
Akar merah bata
Poria hypolateritia
Teh
Akar coklat
Fomes noxius (sin.phellinus lamaensis)
Kopi
Akar merah anggur
Ganoderma pseudo ferreum
Teh
Lak
G.lucidum
Pohon pelindung
Kayu mati
G. aplanatum
Tonggak kayu mati
Karat
P. malvacearum
lapas

p.thwaitesii
gandarusa

p.cinnamomi
Kayu manis

P. arachidis
Kacang tanah

P.asparagi
asparagus
Karat buncis
Uromyces phaseoli
Buncis
Akar putih
Fomes lignoses ( sin leptoporus lignoses )
Karet
Sapu
M,periniciosus
Kakao
Karet apel-cedar
Gymnosporangium
Juniperrivirginiae
G.glabosum
Apel
Antraknosa
Colletotrichum capsici
Cabai

garis kuning pada daun
Fusarium oxysporum

batang dry basal rot

Ceratocyctis paradoxa
Buah tanaman
busuk tandan
Marasmius palmivorus sharples
Kelapa sawit
Akar Putih
Rigidoporus lignosus
Karet

Bulai (Downy mildew)
Peronosclerospora maydis (Racib) Show
Jagung


 Pustaka : Triharso. 2004. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta


PENYAKIT BULAI (DOWNY MILDEW) PADA JAGUNG

Gejala
1. Adanya garis-garis sejajar tulang daun pada permukaan daun berwarna putih sampai kuning diikuti garis-garis klorotik sampai coklat pada infeksi lebih lanjut.
2. Tanaman kerdil dan tidak menghasilkan.
3. Bila terjadi infeksi terlambat, tanaman masih menghasilkan tetapi bulir-bulirnya terinfeksi patogen.
Penyebab Penyakit
Jamur Peronosclerospora maydis (Racib) Show.  Jamur memiliki miselium yang berkembang dalam ruang antar sel. Konidiafora (penyangga konodia) dibentuk pada mulut daun, dan memiliki percabangan dikotom. Konidia berbentuk bulat, dibentuk diujung percabangan konidiafora.
Pembentukan konidiafora dan pelepasan konidia terjadi pada waktu malam hari. Jamur penyebab penyakit bulai pada jagung tidak dapat diisolasi pada media buatan
Penularan
Penularan Jamur dapat melalui udara atau melalui benih. Infeksi melalui udara ditandai dengan timbulnya gejala pada daun muda yang mengalami klorotik sedangkan daun tua masih berwarna hijau. Tanda-tanda infeksi melalui benih terlihat pada bibit muda yang memperlihatkan klorotik pada seluruh daun dan tanaman cepat mati. Pada permukaan bawah daun yang terinfeksi banyak terbentuk spora dan terlihat seperti tepung putih
Daur Penyakit
Pada malam hari jamur membentuk konodiapora dan kemudian diikuti pembentukan konidia secara serentak. Setelah beberapa saat konidia dilepaskan dan konidia akan mengadakan penetrasi melalui mulut daun (stomata). Sejak penetrasi sampai dengan timbulnya gejala (masa inkubasi) berkisar antara 9 – 11 hari.
Patogen dapat bertahan di dalam biji, tetapi sumber penularan primer berasal daritanaman jagung yang terserang. Penyakit ini merugikan pada pertanaman jagung di dataran rendah, dan tidak diterdapat pada ketinggian diatas 900 m diatas permukaan laut. Perkembangan penyakit sangat dibantu oleh kondisi cuaca lembab dan panas.
Pengendalian penyakit
Pengendalian penyakit bulai dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Penanaman secara serempak
2. Menanam varietas jagung yang tahan (resisten) terhadap penyakit bulai,
3. Perlakuan benih sebelum tanam dengan fungisida metalaksil,
4. Mencabut dan memusnahkan tanaman jagung yang sakit,
5. Melakukan perbaikan aerasi dan darinase tanah agar keadaan lahan tidak lembab,
6. Pergiliran tanaman dengan yang bukan sefamili.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar