Jumat, 06 September 2013

LAPORAN HAMA, PENYAKIT, GULMA



BAB I
PENDAHULUAN
I.1   Latar belakang
Seperti kita ketahui bahwa tanaman adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang memiliki manfaat sangat besar terutama bagi kepentingan manusia. Sebagian besar produk/hasil tanaman tersebut dimanfaatkan oleh manusia untuk kepentingan hidup dan kehidupannya. Namun sebaliknya, produk/hasil tanaman tersebut juga diminati makhluk hidup lain yaitu hama. Fenomena inilah yang menyebabkan manusia harus senantiasa berusaha agar produk/hasil tanaman yang dibudidayakan tersebut terhindar dari gangguan organism pengganggu tanaman. Dalam agroekosistem, tanaman yang kita usahakan dinamakan produsen, sedangkan herbivore yang makan tanaman dinamakan konsumen pertama, sedangkan karnivora yang makan konsumen pertama adalah konsumen kedua. Herbivora yang ada pada tanaman tidak semuanya menimbulkan kerusakan. Ada herbivore yang keberadaanya dikehendaki ada juga yang tidak. Herbivore yang keberadaannya tidak dikehendaki karena dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman yang dibudidayakan disebut hama. Jadi selama keberadaannya di tanaman tidak menimbulkan kerusakan secara ekonomis, maka herbivore tersebut belum berstatus hama.
Hama adalah semua herbivore yang dapat merugikan tanaman yang dibudidayakan manusia secara ekonomis. Akibat serangan hama produktivitas tanaman menjadi menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya, bahkan tidak jarang terjadi kegagalan panen. Oleh karena itu kehadirannya perlu dikendalikan, apabila populasinya di lahan telah melebihi batas Ambang Ekonomik. Dalam kegiatan pengendalian hama, pengenalan terhadap jenis-jenis hama (nama umum, siklus hidup, dan karakteristik) serta gejala kerusakan tanaman menjadi sangat penting agar tidak melakkukan kesalahan dalam mengmbil langkah/tindakan pengendalian.
Penyakit tumbuhan dapat ditinjau dari 2 sudut yaitu sudut biologi dan sudut ekonomi, begitu juga penyakit tanamannya. Kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit tumbuhan dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar terhadap masyarakat. Kerusakan ini selain disebabkan oleh karena hilangnya hasil ternyata dapat juga melalui cara lain yaitu menimbulkan gangguan terhadap konsumen dengan adanya racun yang dihasilkan oleh jamur dalam hasil pertanian tersebut.
Tumbuhan menjadi sakit apabila tumbuhan tersebut diserang oleh pathogen (parasit) atau dipengaruhi oleh agensia biotic (fisiopath). Oleh karena itu, untuk terjadinya penyakit tumbuhan, sedikitnya harus terjadi kontak dan terjadi interaksi antara dua komponen (tumbuhan dan pathogen). Interaksi ketiga komponen tersebut telah  umum digambarkan sebagai suatu segitiga, umumnya disebut segitiga penyakit (disease triangle). Setiap sis sebanding dengan total jumlah sifat-sifat tiap komponen yang memungkinkan terjadinya penyakit.
Sebagai contoh, jika tumbuhan bersifat tahan, umumnya pada tingkat yang tidak menguntungkan atau dengan jarak tanam yang lebar maka segitiga penyakit dan jumlah penyakit akan kecil atau tidak ada, sedangkan jika tumbuhan rentan, pada tingkat pertumbuhan yang rentan atau dengan jarak tanam rapat, maka sisi inangnya akan panjang dan jumlah potensial penyakit akan bertambah besar. Dengan cara yang sama, pathogen lebih virulen, dalam jumlah berlimpah dan dalam keadaan aktif, maka sisi pathogen akan bertambah panjang dan jumlah potensial penyakitnya lebih besar. Juga keadaan lebih menguntungkan yang membantu pathogen, sebagai contoh suhu, kelembaban dan angin yang dapat menurunkan tingkat ketahanan inang, maka sisi lingkungan akan menjadi lebih panjang dan jumlah potensial penyakit, hama, serta gulma lebih besar dalam menurunkan produktifitas tanaman yang dibudidayakan.
 Pada waktu sekarang telah dikenal banyak macam pathogen tumbuhan dan tidak sedikit diantaranya yang mempunyai arti ekonomi penting. Setiap macam tanaman dapat diserang oleh banyak macam pathogen tumbuhan, begitu pula satu macam pathogen ada kemungkinan dapat menyerang sampai berpuluh-puluh tanaman. Sering pula terjadi, bahwa pathogen tumbuhan tertentu dapat menyerang satu macam organ tanaman atau ada pula yang menyerang berbagai macam organ tanaman. Kenyataan ini akan menyulitkan dalam mempelajari penyakit pada tanaman. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, maka diadakan klasifikasi penyakit tumbuhan menurut kepentingannya masing-masing, sampai sekarang kita telah mengenal berbagai kriteria  yang digunakan untuk maksud tersebut. Dengan demikian klasifikasinya dapat digolongkan berdasarkan antara lain:
·         Bagian-bagian tanaman yang terserang seperti penyakit akar, penyakit buah, penyakit batang, penyakit daun dan sebagainya.
·         Macamnya tanaman yang terserang seperti penyakit tanaman pangan, penyakit tanaman sayuran, penyakit tanaman bunga bungaan, penyakit tanaman hutan dan sebagainya.
·         Tanda penyakit dan gejala penyakit yang disebabkannya seperti penyakit karat, gosong, luka api tepung, layu, bercak coklat, busuk buah dan sebagainya.
·         Penyebaran pathogen tumbuhan sebelum mengadakan infeksi di lapangan seperti penyakit yang ditularkan oleh tanah, air, serangga, biji, dan sebagainya.
·         Macamnya penyebab penyakit.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika penanaman berkembang yang dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang Tanah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis. Nama lain dari kacang tanah adalah kacang una, suuk, kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole, kacang banggala. Bahasa Inggrisnya kacang tanah adalah “peanut” atau “groundnut”.
Kacang tanah memiliki peranan penting dalam industri berbasis agribisnis.
Kendala dalam budidaya kacang tanah yang menyebabkan rendahnya produktivitas kacang tanah antara lain adalah serangan gulma,hama dan penyakit. Upaya pengendalian oleh petani pada saat ini adalah dengan menggunakan pestisida atau bahan sintetik lainnya yang tidak ramah lingkungan. Upaya Pengendalian Hama Terpadu PHT  yang mengintegrasikan komponen pengendalian yang selaras diharapkan tidak hanya meningkatkan produksi jagung tetapi juga pendapatan petani.










BAB III
METODOLOGI
3.1              Alat dan Bahan
Alat :
ü  Cangkul/parang                                   :  Untuk membersihkan lahan
ü  Paranet/kasa                                        :  Untuk pengendalian secara fisik
ü  Karung                                                :  Untuk pupuk kandang dan tanah

       Bahan :
ü  Pestisida(Insektisida)                          : Untuk pengendalian secara kimia
ü  Pupuk kandang                                   : menggemburkan tanah dan
                                                                      memberikan   unsur hara
ü  Benih jagung dan kacang tanah          : komoditi yang ingin ditanam dan di
                                                                      amati


Menyiapkan Lahan, alat dan bahan
Cara Kerja
Melakukan penanaman jagung dan kacang tanah
Variabel I(Jagung)



o   Tanam jagung
o   Amati hama, penyakit dan gulma
o   Pengendalian fisik (alat perangkap untuk hama,eradikasi untuk penaykit dan gulma dicabut dengan tangan)
Catat hasil pengamatan
Buat laporan
Dokumentasikan
Lakukan pengamatan
Variabel II(Kacang tanah
o   Tanam kacang
o   Amati hama, penyakit dan gulma
o   Pengendalian fisik (alat perangkap untuk hama,eradikasi untuk penykit dan gulma dicabut dengan tangan)
 
















 TEMPAT PELAKSANAAN
       Praktikum dasar-dasar ilmu hama dan penyakit dilaksanakan pada Bulan April 2013, dengan lokasi di daerah KM4 jelarai tanjung selor




















BAB IV
PEMBAHASAN

PEDOMAN BUDIDAYA
4.1       Pembibitan
1)        Persyaratan Benih
Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik adalah:
a)        Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul.
b)        Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat.
c)        Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
d)       Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
e)        Kadar air benih berkisar 9-12 %.
2)        Penyiapan Benih
Penyiapan benih kacang tanah meliputi hal-hal sebagai berikut:
a)        Benih dilakukan secara generatif (biji).
b)        Benih sebaiknya tersimpan dalam kaleng kering dan tertutup rapat.
c)        Benih yang baik tersimpan dalam keadaan kering yang konstan.
d)       Benih diperoleh dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih.
e)        Perkiraan kebutuhan benih dapat mengikuti rumus sebagai berikut:
B = a x b x c kg
100 x p x q
B = bobot benih (kg)
a = Jumlah benih/lubang;
b = Bibit per-1000 biji (g)
c = Lokasi yang akan ditanam (hektar)
p = Jarak antar barisan (m)
q = Jarak dalam barisan (m)
4.2       Pengolahan Media Tanam
1)                  Persiapan
Pengukuran luas lahan sangat berguna untuk mengetahui berapa jumlah benih yang dibutuhkan. Kondisi lahan yang terpilih harus disesuaikan dengan persyaratan tanaman kacang tanah.
2)             Pembukaan Lahan
Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya. Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang mungkin ada. Pembajakan dilakukan dengan hewan ternak, seperti kerbau, sapi, atau pun dengan mesin traktor. Pencangkulan dilakukan pada sisi-sisi yang sulit dijangkau oleh alat bajak dan alat garu sampai tanah siap untuk ditanami.
3)             Pembentukan Bedengan
Untuk memudahkan pengaturan penanaman dilakukan pembedengan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan, yaitu untuk lereng agak curam jarak tanam cukup 0,5 m dan untuk lahan yang tidak begitu miring bisa antara 30–40 meter. Sedangkan untuk tanah datar, luas bedengan adalah 10 – 20 meter atau 2 x 10 meter. Ketebalan bedengan antara 20–30 cm.
4)             Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam, perlu dilakukan pengapuran. Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran pada saat pembajakan adalah 1-2,5 ton/ha dicampurkan dan diaduk hingga merata. Selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.
Pemberian pupuk hayati MiG-6PLUS saat pratanam (3hari sebelum tanam).
Berikan pupuk hayati MiG-6PLUS pada permukaan lahan dengan cara di semprot/disiramkan secara merata, dosis yang dibutuhkan adalah 2 liter per hektar. Pada lahan kering, aplikasi MiG-6PLUS sebaiknya pada sore hari.
5)             Pemupukan
Pemupukan adalah untuk menambah unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman. Jenis dan dosis pupuk setiap hektar yang dianjurkan adalah Urea=60–90 kg ditambah TSP=60–90 kg ditambah KCl=50 kg. Semua dosis pupuk diberikan pada saat tanam. Pupuk dimasukkan di kanan dan kiri lubang tugal dan tugal dibuat kira-kira 3 cm.
4.3. Teknik Penanaman
1)             Penentuan Pola Tanam
Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm atau 30 x 20 cm. Pada tanah yang kurang subur dapat ditanam lebih rapat yaitu 40 x 10 cm atau 20 x 20 cm.
2)             Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm dengan tugal dengan jarak seperti yang telah ditentukan di atas.
3)             Cara Penanaman
Pilih benih kacang yang telah memenuhi syarat benih bermutu tinggi. Masukan benih satu atau dua butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis. Waktu tanam yang paling baik dilahan kering adalah pada awal musim hujan, di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau bulan Juli-September (palawija II). Sedangkan untuk lahan bukaan terlebih dahulu dilakukan inokulasi rhizobium (benih dicampur dengan inokulan dengan dosis 4 gram/kg) kemudian benih langsung ditanam paling lambat 6 jam.

6.4. Pemeliharaan Tanaman
1)             Penyulaman
Penyulaman dilakukan bila ada benih yang mati atau tidak tumbuh, untuk penyulaman waktunya lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam).
2)             Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk menghindari hama dan penyakit tanaman. Juga agar tanaman yang ditanam tidak bersaing dengan tanaman liar (gulma) pada umur 5-7 hari.
3)             Pembubunan
Pembubunan dilakukan dengan cara mengumpulkan tanah di daerah barisan sehingga membentuk gundukan yang membentuk memanjang sepanjang barisan tanaman.
4)             Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan jenis dan dosis pupuk yang dianjurkan yaitu Urea=60-90 kg/ha ditambah TSP=60-90 kg/ha ditambah KCl=50 kg/ha. Semua dosis pupuk diberikan pada saat tanam dan pupuk dimasukan dikanan kiri lubang tunggal.
Pemberian pupuk MiG-6PLUS pada saat pemeliharaan pada usia 3 minggu dan 6 minggu setelah tanam, apabila menggunakan benih berumur menengah atau panjang (90-120hari), diperlukan tambahan pupuk MiG-6PLUS pada usia 9 minggu. Pemberian masing-masing 2 liter per hektar.Pemberian larutan MiG-6PLUS di tanah disekitar perakaran.
5)             Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dilakukan agar tanah tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban pada musim kemarau diberikan mulsa dan pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyiraman, karena dapat menggganggu penyerbukan.

6)             Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah
Hama tanaman kacang tanah :
a.              Uret
Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong. Akhirnya tanaman layu dan mati.
Pengendalian: olah tanah dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan intensif, Penggunaan Pestona dengan cara disiramkan ke tanah, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret dimusnahkan.
b.             Ulat Penggulung Daun
Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering.
Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.


c.              Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok.
Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan menggunakan Natural Vitura.
d.             Ulat Jengkal (Plusia sp)
Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.
e.              Kumbang Daun
Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan menggunakan Pestona.

Penyakit tanaman kacang tanah :
a)             Penyakit layu atau “Omo Wedang”
Penyebab: bakteri Xanthomonas solanacearum (E.F.S.).
Gejala: daun terkulai seperti disiram air panas, akhirnya mati. Bila dipotong tampak noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit keluar lendir kekuningan. Akar tanaman membusuk. Pengendalian: Pergiliran tanaman, gunakan varietas yang tahan. Penting melakukan pencegahan menggunakan Natural GLIO.
b)             Penyakit sapu setan
Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga ditularkan serangga sejenis Aphis. Gejala: bunga berwarna hijau tua seperti daun-daun kecil, ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek, daun-daun kecil rimbun. Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan), menanam tanaman yang tahan, menanggulangi vektornya menggunakan Pestona atau Natural BVR.
c)             Penyakit Bercak Daun
Penyebab : Jamur Cercospora personata dan Cercospora arachidicola.
Gejala: timbul bercak-bercak berukuran 1-5 mm, berwarna coklat dan hitam pada daun dan batang. Pengendalian: dengan menggunakan Natural GLIO di awal tanam sebagai tindakan pencegahan.
d)            Penyakit Gapong
Penyebab: diduga Nematoda.Gejala: Polong kosong, juga bisa busuk.
Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya.
e)             Penyakit Sclerotium
Penyebab: cendawan Sclerotium rolfsii. Gejala: tanaman layu.
Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, air jangan sampai menggenang, membakar tanaman yang terserang cendawan. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam
f)              Penyakit Karat
Penyebab: cendawan Puccinia arachidis Speg.Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak coklat muda sampai coklat (warna karat). Daun gugur sebelum waktunya. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
Gulma

Gulma adalah segala tanaman yang tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan. Bunga mawar pun, jika tumbuh di tengah sayuran juga termasuk Gulma. Kebanyakan Gulma adalah tanaman yang cepat tumbuh dan dapat menghasilkan sejumlah besar biji dalam waktu singkat. Biasanya bijinya mudah tersebar, misalnya bunga dandelion dengan buahnya yang bisa tersebar hanya dengan angin kecil. Beberapa gulma akan terus menebarkan bijinya walaupun pohonnya telah dicabut. Di atas tanah, dari gulma kebun biasa, bunga-bunganya akan membuat setumpuk biji berambut pada timbunan kompos jika ditaruh disitu dan tidak dihancurkan. Gulma lain seperti tumbuhan rambat bunga kuning menghasilkan puncuk yang berakar setiap kali menyentuh tanah. Dengan ini, tanaman menjalar dengan cepat. Ada Gulma yang seperti konvolvulus, harus diangkat sepenuhnya dari tanah. Sisa tangkai yang tercecer akan tumbuh sebagai tanaman baru. (Sukman, 1991)
Gulma mengkibatkan kerugian-kerugian yang antara lain disebabkan oleh :
1.      Persaingan antara tanaman utama sehingga mengurangi kemampuan berproduksi, terjadi persaingan dalam pengambilan air, unsur-unsur hara dari tanah, cahaya dan ruang lingkup.
2.      Pengotoran kualitas produksi pertanian, misalnya pengotoran benih oleh biji-biji gulma.
3.      Allelopathy yaitu pengeluaran senyawa kimiawi oleh gulma yang beracun bagi tanaman yang lainnya, sehingga merusak pertumbuhannya.
4.      Gangguan kelancaran pekerjaan para petani, misalnya adanya duri-duri Amaranthus spinosus, Mimosa spinosa di antara tanaman yang diusahakan.
5.      Perantara atau sumber penyakit atau hama pada tanaman, misalnya Lersia hexandra dan Cynodon dactylon merupakan tumbuhan inang hama ganjur pada padi.





BAB V
PENUTUP

Kesimpulan

Identifikasi hama, penyakit serta gulma pada tanman yang dibudidayakan dilapangan mengefektifkan pengendalian untuk memperoleh hasil yang optimal yang digunakan untuk mengendalikan atau mencegah populasi organisme pengganggu dan mengurangi kerusakan yang ditimbulkannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ada beberapa macam pengendalian disesuaikan dengan hasil identifikasi hama,penyakit dan gulma.

Pada percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa serangan OPT pada variabel I dan II dapat direkomendasikan.  Produktifitas hasil dipengaruhi gangguan dilapangan
















LAMPIRAN





Ageratum conyzoides




Cyperus rotundus





Imperata cylindrica





Gryllidae



Penyakit Karat




Pembakaran Lahan




Penugalan Lubang Tanam






Pemberian Pupuk




   Tanaman Kacang Tanah Fase Generatif
Nephrolepis biserata
Mimosa pudica
Imperata cylindrical
DAFTAR PUSTAKA

Anonymuos. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Pestisida. 5 Desember 2011

Tim Dosen Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. 2011. MODUL PENUNTUN PRAKTIKUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN. FP UB 2011. Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar